Tuesday, July 07, 2015

Floating

Mengendarai mesin yang bernama Suzuki Address sejak Januari 2015 sampai saat ini, ternyata membawa dampak sangat radikal. Terutama di sektor PANTAT!!!


Busa jok yang terlalu tipis dengan karakter busa agak kaku ditambah dengan lapisan kulit jok yang jauh dari kata lentur jelas membuat dampak penting terhadap yang namanya Pantat.

Walaupun punya skill detailing serta amunisi mumpuni untuk perawatan kulit sintetis, tetap tidak menolong. Kulit jok tetap kurang lentur. Tetapi jika dibandingkan dengan waktu awal mesin ini diantar ke garasi, sudah jauh lebih baik.

Untungnya, rebound suspensi Address terbilang sangat lembut, bahkan mungkin terlalu empuk, sehingga sangat membantu meredam efek floating pada Pantat. Yup, bukan hanya ban saja yang memiliki efek floating, pantat juga memiliki efek floating. Silahkan cek sendiri di jalan, berapa banyak pengendara yang mengangkat pantat nya akibat gesekan dengan kulit jok terlalu lama.

Tapi hal ini tidak membuat saya lantas berpindah hati untuk membeli mesin yang lain. Disamping dana nya pun tidak ada....

Alasan yang membuat saya tetap bertahan dengan mesin ini adalah karena ini adalah mesin termudah yang pernah saya miliki dari sisi handling dengan tenaga mesin yang cukup menunjang.

Keunggulan mesin ini jelas adalah handling nya yang sangat mudah untuk diajak bermanuver diantara kemacetan, padahal postur mesin ini terbilang tinggi, tetapi aneh nya terlalu mudah untuk diajak bermanuver bahkan jika dibandingkan dengan mesin lain yang berpostur lebih rendah dan jarak sumbu roda lebih sempit pun, mesin ini masih lebih baik. Fun to Ride indeed...

Thursday, April 02, 2015

Iridium?

Suzuki Address menggunakan busi standard NGK CPR7EA-9. Kali ini saya mau mencoba busi iridium di mesin baru, biasanya paling tinggi saya pakai busi platinum agar harga dan performa dapat di Kymco SR.

Sayapun mencoba mencari busi Iridiun NGK. Berdasarkan website NGK, kode busi iridium nya adalah CPR7EAIX-9. Dan ternyata kode busi ini tidak tersedia di Indonesia, jadi mau tidak mau saya harus menggunakan busi merk lain yang setara. Pilihan saya jatuh ke busi Denso.

Berdasarkan buku manual, busi Denso standar adalah U22EPR9.


Jika dikonversikan ke Iridium, maka kode busi nya adalah IU22

Busi iridium Denso lebih mudah didapat dibandingkan NGK, dan ini menjadi nilai plus bagi Denso.



Baik NGK CPR7EAIX-9 maupun Denso IU22 memiliki panjang dan diameter ulir/drat yang sama, sehingga dijamin plug n play. Tetapi perbedaan mencolok terlihat dari ketinggian anoda busi, dimana Denso IU22 kalah tinggi, sehingga akan menyebabkan kompesi mesin menurun.

 
NGK
Denso
Kompresi turun->akselerasi & power turun

Tools yang harus disiapkan cukup mudah:
1. Obeng plus (+)
2. Kunci busi bawaan motor

Berikut adalah prosedur pelepasan busi:
1. Buka 2 sekrup di dek
2. Buka 2 sekrup di bagasi depan
3. Lepas tutup dek bagasi
4. Lepas tutup busi
5. Buka busi dengan kunci busi



Sedangkan prosedur pemasangannya adalah kebalikan dari prosedur pelepasan.

Yang perlu diingat adalah torsi pengencangan busi, dimana apabila menggunakan manual, maka busi harus dikencangkan murni menggunakan tangan. Setelah itu, dikencangkan menggunakan tools sebesar 1/2 putaran.


Perbedaan yang paling terasa menggunakan busi iridium adalah adanya akselerasi tambahan, tidak banyak bahkan mungkin kurang terasa. Mungkin hal ini dikarenakan kompresi yang menurun akibat ketinggian anoda busi.

Mungkin lain waktu, saya akan import NGK CR7EAIX-9 agar saya benar2 bisa merasakan kekuatan iridium yang sesungguhnya.

Wednesday, March 11, 2015

Plat Dek: Simple, Unik

Aksesoris original Suzuki Address lainnya yang menarik perhatian saya adalah plat dek/bordes.

Design dari plat ini cukup unik, karena ide, bentuk dan penempatannya yang dirancang sangat teliti. Brilian!!!

Plat ini diposisikan mengisi gap di dalam cekungan yang ada pada dek. Sehingga tidak akan terinjak oleh alas kaki. Jadi keindahannya pun akan tetap terjaga, karena resiko kerusakan akibat tekanan benda pada bagian atasnya sangat minim.



Dan uniknya lagi, pemasangannya pun tidak akan merusak dek aslinya. Karena plat ini telah diberi double tape berkualitas tinggi untuk merekatkannya di dek. Sehingga tidak perlu melubangi dek, hanya pastikan bahwa bidang yang akan ditempeli sudah bebas minyak dan debu, agar double tape lebih tahan lama.


Rekatkan satu per satu bilah plat dek sampai ke-8 bilah plat terpasang sempurna pada dek.

Setelah selesai, saya cukup dibuat kagum oleh designer Suzuki. Aksesoris yang sangat sederhana dan unik, tetapi sangat elegan. I like it very much. Well done Suzuki.



Tuesday, March 10, 2015

A hole in the Box

Bagasi Address adalah yang paling besar saat ini untuk kelas motor otomatis penggerak CVT, roda ring 14, kapasitas silinder 110cc.

Akan tetapi sayangnya bagasi ini tidak memiliki lubang di bagian dalamnya, sehingga sirkulasi udara kurang baik. Dan apabila air sampai masuk dan tidak kering, maka bagasi akan berbau yang kurang enak.

Bagi saya yang senang detailing, hal ini sangat merepotkan, karena ketika bagasi saya cuci dengan shampoo, cairan shampoo maupun air tidak dapat keluar. Sehingga akan membuat waktu pengerjaan pencucian motor menjadi lebih lama.

Mungkin konsep Suzuki dengan tidak adanya lubang pembuangan air adalah:

  1. Agar barang2 di bagasi aman ketika motor terendam banjir, karena tidak adanya akses masuk air
  2. Agar barang2 tidak menjadi kotor
Walaupun dengan kedua alasan itu, saya tetap memilih untuk adanya lubang hawa. Maka saya pun mencoba mencari titik terendah dari bagasi. Dan ternyata posisinya adalah tepat di belakang baut pengikat bagasi ke sasis.

Saya siapkan bor dan mata bor 2mm, lalu melepas bagasi dari tempatnya. Dan mulailah saya membuat 2 buah lubang di bagasi untuk saluran pembuangan air. Setelah selesai, saya pun memasangnya kembali ke sasis.

Thursday, March 05, 2015

Shad SH39 vs Givi E450 Simply II

Beberapa hari menggunakan Suzuki Address terasa menyiksa. Karena tidak bisa membawa barang2 sebanyak ketika memakai SR. Dan lebih tersiksa lagi karena mau tidak mau barang2 tersebut harus dimasukkan ke dalam tas yang saya gendong di depan ketika berkendara. Sehingga fisik saya menjadi lebih lelah ketika menggunakan Suzuki Address, ditambah kondisi jok yang terasa tipis dan keras.

Dengan kondisi ini, saya terpaksa harus memasang box tambahan (majic jar klu kata teman2 saya). Yah, apa boleh buat, daripada lelah di jalan yang membuat saya menjadi tidak fokus dan membahayakan diri sendiri, lebih baik mengorbankan prinsip.

Saya kontak orang suzuki untuk memesan original aksesoris behel agar bisa dipasang box. Sambil menunggu ketersediaan parts, maka saya pun berburu box apa yg sesuai kriteria saya. Kembali, ini urusan selera, sehingga bersifat sangat subjektif.

Kriteria saya, sebagai berikut:
  1. Dapat menampung 1 helm full face dan 1 helm half face
Cukup 1 alasan ini saja buat saya dalam memilih box. Dan dari hasil browsing dan komparasi, pilihan sayapun jatuh ke SHAD SH39.


Tanpa pikir panjang, saya pun langsung membeli SH39. Agak lama juga menunggu behel original ready. Sambil menunggu behel ready, saya pun browsing lebih detail mengenai behel tersebut. Saya perhatikan dengan detail, baik dimensi maupun bentuknya.

Sambil melihat gambar behel yang ada di internet, mata saya tertuju ke posisi lubang baut yang ada di behel tersebut. Ups..., ada sesuatu yang aneh dan tidak sesuai perkiraan saya. Saya pun langsung membongkar box SH39, dan mencari Base Plate nya untuk memastikan posisi lubang yang terdapat di base plate SH39 sesuai dengan gambar behel yang ada di internet.

Dan ternyata benar dugaan saya, lubang base plate SH39 tidak sesuai dengan posisi lubang behel. Sedih rasanya. Karena saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membandingkan dan akhirnya memutuskan membeli box ini.
Karena sudah tidak mungkin memasang SH39 di behel aksesoris original Suzuki Address, maka sayapun akhirnya memutuskan untuk membeli Givi saja, dan kali ini tidak akan mungkin salah. Karena behel ini awalnya memang dirancang agar sesuai dengan GIVI.

Ternyata GIVI memiliki 2 design base plate, yaitu Monolock dan Monokey. Kembali saya browsing di internet bentuk dari 2 jenis base plate tersebut. Hasil yang saya dapatkan adalah, lubang baut Monokey mirip dengan Shad SH39. Sehingga sayapun memilih Monolock.

Dari beberapa kapasitas box GIVI monolock, yang dapat memenuhi kriteria saya adalah E450 Simply II. Tanpa banyak kompromi lagi, saya pun membeli E450.


Keuntungan menggunakan box GIVI adalah, saya dapat bertukar tipe box selama masih menggunakan base plate monolock. Sedangkan SHAD, beda tipe box, beda juga base plate nya. Dan ini akan sangat menyulitkan apabila di kemudian hari saya merasa bosan atau mau mengganti dengan tipe lain yang lebih bagus.

Base Plate SHAD
Akhirnya, behel pun ready. Dan saya langsung mencocokan kedua base plate antara SH39 vs E450 dengan behel tersebut. Dan ternyata memang base plate monolock sangat pas dengan behel ini.


Dan berikut tools yang saya gunakan untuk memasang behel dan baseplate:
  1. Karet lembaran ketebalan 1mm
  2. Gunting
  3. Cottonbud
  4. Kunci Allen 5mm
  5. Kunci Ring 8mm
  6. Kunci Socket 10mm
  7. Kunci Socket 12mm
  8. Obeng Plus (+)
Prosedur pemasangan base plate pada behel adalah:
  1. Buat pola behel di karet
  2. Gunting karet dan lubangi sesuai dengan pola
  3. Pasang pada behel dan pasang base plate di atasnya
  4. Pasang plat kotak asli Givi di 4 titik sesuai lubang behel, buat zig zag agar kuat
  5. Pasang baut allen beserta ring nya di plat kotak tersebut
  6. Pasang lock nut beserta ring nya dari bagian bawah untuk mengunci baut allen
  7. Kencangkan baut allen menggunakan kunci allen 5mm dan lock nut dengan kunci ring 8mm
Prosedur melepas behel lama:
  1. Buka pengunci jok dari kunci kontak
  2. Tekan 2 buah klip bundar pengunci bodi dekat nomor rangka dengan Cottonbud, dan cabut
  3. Buka 4 sekrup dek bagasi dengan Obeng Plus (+) (2 di depan bawah, 2 di dekat helmet holder), dan buka dek dengan cara menarik ke depan
  4. Buka sekrup bagasi di kiri kanan dengan Obeng Plus (+)
  5. Buka baut bagasi dengan kunci Socket 10mm, dan angkat bagasi
  6. Buka tutup tangki bensin
  7. Buka tutup plastik tangki bensin, dan jangan lupa melepas selang pembuangan bensin di bagian bawahnya
  8. Buka 3 baut behel dengan kunci Socket 12mm, dan lepas behel
Adapun prosedur pemasangannya adalah kebalikan dari prosedur pemasangan.

Sebelum Box saya pasang pada base plate, saya punya ide untuk membuat reflektor box terlihat lebih memantulkan cahaya agar pengendara di belakang saya dapat mengidentifikasi keberadaan saya lebih baik. Karena mika aslinya kurang memantulkan cahaya. Sehingga saya pun mencoba memasang stiker scotchlite pada lempengan seng yang terdapat dibalik mika box.

Cukup membuka 3 sekrup dengan Obeng Plus (+) yang terdapat di belakang mika, dan mika pun dapat dilepas.

Saya menggunakan stiker Kiwalite Putih untuk melapisi seng tersebut. Stiker ini adalah jenis stiker yang cukup elastis dan memiliki daya rekat sangat tinggi. Jadi penanganannya harus ekstra hati-hati. Karena begitu sudah merekat, akan sangat sulit dilepas. Kalaupun bisa dilepas, maka stiker dipastikan sudah rusak dan berubah bentuk.

Dan inilah hasil akhir setelah mika dilapisi dengan Kiwalite.


Friday, February 27, 2015

Kampas Rem Sintered

Suzuki Address menggunakan kampas asbestos sebagai kampas standar. Jenis kampas ini sangat tidak saya rekomendasi, karena debu asbes tidak bersahabat dengan paru2, dan juga bahan ini tidak bersahabat dengan disc brake. Dan sejujurnya, bahan asbestos sudah ditinggalkan oleh pabrikan kampas rem dunia.


Sedikit gambaran yang saya dapat di wiki, bahwa debu asbestos ini sangat berbahaya, dikarenakan partikel asbestos berukuran besar. Plus partikel yang dilepas oleh asbestos memiliki permukaan yang sangat tajam, yang dapat berakibat kerusakan pada organ dalam tubuh manusia. Akibat fatal nya adalah kegagalan fungsi organ dalam yang berujung kepada kematian.

Oleh alasan itulah, saya mencoba mencari alternatif kampas rem untuk Suzuki Address. (Huge step begin from small step, and it starts from me). Setelah browsing dan riset mengenai jenis bahan kampas rem, didapatilah beberapa jenis kampas rem, berdasarkan bahan dan teknologi pembuatannya. Yaitu:
  1. Organik
  2. Sintered H/Double H
  3. Keramik
Bahan Keramik adalah bahan terbaik saat ini, dan harganya pun adalah yang terbaik.
Saya putuskan untuk memilih organik atau sintered. Diantara 2 bahan ini sintered adalah yang lebih baik. Alasannya adalah:
  1. Kemampuan rem tidak berubah baik keadaan kering atau pun basah
  2. Daya henti lebih baik
  3. Abrasi terhadap disc adalah yang terendah
Sedangkan kekurangannya adalah:
  1. Harga lebih tinggi
  2. Sedikit lebih bising
  3. Memerlukan pemanasan
Saya coba mencari kesana kemari kampas rem substitusi untuk Suzuki Address saya, dan saya tidak mendapatkannya disini. Jadi pilihannya adalah Import.
Kembali saya list merk kampas rem yang ada di dunia untuk bentuk dan ukuran kampas rem Suzuki Address:
  1. Bendix MA 202
  2. Dunlopad DP218
  3. EBC FA230
  4. Vesrah VD351
  5. Delta DB2250
  6. Goldfren 109
  7. Venom VMP-07
Dari beberapa daftar ini, akhirnya saya putuskan untuk membeli Venom VMP-07, karena free ongkos kirim dari luar negeri sampai ke saya. Sehingga setelah saya hitung, menjadi lebih murah dibanding merk yang lain. Tetapi sejujurnya, saya sangat kepingin mencoba EBC. Karena EBC memiliki teknologi bahan kampas yang terbaik saat ini.


Setelah kampas rem tiba, saya lihat sekilas memang mirip,. Akan tetapi setelah diukur, ternyata perlu sedikit penyesuaian. Dan itu bukan masalah berarti buat saya.



Tools pun saya siapkan untuk pemasangan:
  1. Kunci soket 12mm
  2. Obeng minus(-)
  3. Kunci Allen 5mm
Prosedur melepas kampas rem original:
  1. Lepas 2 baut pemegang kaliper dengan kunci soket
  2. Lepas klip penahan kampas dengan cara dicungkil dengan obeng
  3. Lepas pin dengan kunci Allen
  4. Cabut kampas


Adapun langkah pemasangan kembali, adalah kebalikan dari pemasangan.
Dan terpasanglah kampas rem Venom VMP-07 dengan manis di Suzuki Address. Btw, kampas ini sudah masuk ke jajaran Sintered Double H. Artinya bahan bronze (tembaga) yang digunakan sebagai campuran kompon kampas, sudah menggunakan kualitas yang lebih baik.



Impresi pertama, tidak diperlukan break-in/inreyen. Kampas terasa mencengkeram sempurna terhadap Disc ketika tuas rem ditarik, bahkan terasa sangat lembut. Berbeda dengan kampas asbestos yg diperlukan inreyen yang cukup jauh agar kampas rem dapat mencengkeram disc dengan sempurna. Efek rem blong yang saya rasakan ketika menggunakan kampas original pun telah hilang. Tentu hal ini akan meningkatkan faktor safety.

Bahkan ketika saya mencoba hard brake, Suzuki Address tetap stabil dan terasa lembut hingga berhenti. Tidak ada perasaan tersentak akibat hard braking. Dan jarak pengereman pun jauh lebih rendah dibandingkan kampas original. Disini letak kenikmatan kampas rem jenis Sintered Double H sebenarnya, soft tapi dengan kemampuan daya henti laju yang sangat luar biasa impresif.
Satu hal mengenai kelemahan sintered nomor 3, yaitu membutuhkan pemanasan; memang benar adanya. Ketika ragu menarik rem, maka rem kurang panas, sehingga kemampuan akan berkurang sangat jauh. Oleh karena nya Double H sudah menggunakan bahan bronze yang lebih baik, sehingga kemampuan menghantar panas terhadap kompon kampas rem semakin cepat.
Untuk kebisingan, saya justru tidak mendengar suara apapun yang bersumber dari kampas. Apakah mungkin karena kampas ini sudah masuk dalam kategori Double H?

Tuesday, February 24, 2015

Gantungan Barang CNC

Gantungan barang/hanger original Suzuki Address sangat pendek dan sempit, sehingga menyulitkan ketika akan meletakkan 2 buat helm half face. Kalaupun bisa, resiko helm terlepas dari gantungan karena goyang atau tersenggol pun sangat tinggi. Sehingga saya pun mencari alternatif hanger via browser.



Dari pencarian yang cukup menyita waktu, ada 2 jenis hanger yang cukup bagus menurut saya (subyektif), yaitu:
  1. Model kait ada kunci penutup
  2. Model claw/cakar
Model pertama berbahan plastik, sedangkan claw berbahan alumunium cnc. Dikarenakan handguard yang telah terpasang memiliki bahan cnc, maka saya pun memilih hanger cnc warna silver agar perpaduan warna nya serasi.

Berikut prosedur pemasangan hanger:
  1. Buka baut hanger original dengan palu dan impact bit plus (+)
  2. Lepas hanger original
  3. Pasang hanger cnc beserta baut yang telah disediakan
  4. Pegang hanger cnc dengan tang besar yang telah diselimuti kain
  5. Kencangkan baut hanger dengan kunci Allen 5mm
Adapun hasil akhirnya setelah terpasang adalah seperti ini:



Kelebihan dari hanger model claw adalah, terdapat 2 tuas sebagai tempat menggantung, sehingga saya dapat meletakkan 2 buah helm half face saya tanpa kuatir jatuh lagi.

Kelebihan lainnya adalah, hanger ini lebih tinggi dan jarak ke dek lebih jauh, sehingga dapat meletakkan barang2 dengan jumlah yang lebih banyak.

Monday, February 23, 2015

Handguard

Saya putuskan untuk memasang handguard pada Suzuki Address, dengan tujuan sebagai pengaman handle rem. Karena pengalaman dengan Kymco SR yang beberapa kali jatuh, handle rem menjadi bengkok, repot nya lagi, parts Kymco sangat sulit dilacak. Dari sinilah saya putuskan untuk memasang Handguard.

Selain itu handguard ini saya pikir juga akan berguna untuk membuat pengendara lain menjaga jarak setelah melihat saya memakai parts ini. Jadi faktor safety pun seharusnya menjadi lebih baik.

Ada 2 model handguard:

  1. Full hand
  2. Half hand
Full hand biasanya dipakai oleh para crosser. Tingkat safety dari hand guard ini ada di level maksimum, karena mampu menutup seluruh permukaan kepalan tangan.

Saya memilih Half hand, atau yang biasanya kita lihat di MotoGP hanya berupa tuas panjang saja. Karena sangat tidak mungkin memasang Handguard Full hand, kecuali merombak bagian kepala.

Bahan pembuatnya pun dibagi menjadi 2, yaitu
1. Full CNC
2. Half CNC (1/2 plastik)

Saya pilih Full CNC, karena lebih kuat jika resiko jatuh atau bersenggolan. Kelemahan dari Handguard variasi ini adalah berat nya yang tidak setara dengan bandul setang original, sehingga setang akan lebih beresiko bergetar.

Problem terjadi ketika saya akan memasang handguard ini, yaitu baut yang digunakan berukuran 50x8mm, sedangkan baut aslinya adalah berukuran 40x6mm. Sehingga mau tidak mau saya harus membeli baut seukuran aslinya.

Baut asli adalah jenis baut flat hitam, sehingga kurang cocok dengan warna handguard, jadi saya pilih baut Allen yang seukuran baut aslinya.

Pemasangan handguard ini cukup simple, yaitu:
  1. Buka baut asli dengan Palu dan Impact bit Plus (+)
  2. Lepas baut dan bandul setang original.
  3. Pasang Handguard dan baut Allen.
  4. Setel dan kencangkan dengan kunci Allen ukuran 5mm.
Berikut adalah foto sebelum pemasangan Handguard


Setelah pemasangan Handguard akan tampak seperti ini



Tuesday, February 17, 2015

Test FDR Facio

Ban standar Suzuki Address adalah IRC SS-530 TT 80/90-14(F) dan 90/90-14(R). Saya tidak suka ban jenis TubeType, karena kondisi jalur pulang pergi kantor yang kurang baik, dimana banyak sekali tukang isi angin pinggir jalan, sehingga meningkatkan resiko banyaknya ranjau paku yang bertebaran.


Sudah seharusnya Gubernur mengeluarkan peraturan pelarangan tukang angin pinggir jalan, karena ini sangat meresahkan masyarakat dan meningkatkan resiko kecelakaan.

Dengan menggunakan ban jenis TubeType, ketika terkena ranjau paku, ban akan langsung kempis, sehingga dapat merusak alloy wheels/velg. Dan juga ketika ban dibongkar oleh pihak tukang angin, sudah pasti bibir velg dijamin rusak dan tidak bisa diperbaiki.

Karena kandisi itulah saya mencoba membuat daftar ban Tubeless untuk Suzuki Address.

Berikut kriteria ban yang saya buat:
  1. Memiliki ukuran yang sama dengan ban standar
  2. Ban ramah lingkungan
  3. Low rolling resistance
Ban ramah lingkungan dan low rolling resistance sangat berguna untuk menghemat konsumsi bahan bakar. Sehingga umur pakai ban pun akan semakin jauh. Disamping itu karena koefisien gaya gesek dengan permukaan aspal tidak terlalu tinggi, sehingga menyebabkan debu akibat gesekan pun semakin rendah, sehingga paru-paru kitapun tidak bekerja terlalu keras. (Huge step begin from small step, and it starts from me)

Akhirnya didapatilah 4 jenis ban yang memenuhi kriteria ban tersebut:
  1. IRC Enviro
  2. Zeneos Scootz
  3. FDR Facio
  4. CST Baby Adreno
Dengan list yang sudah saya miliki dan telah saya teliti, akhirnya sayapun membawa Suzuki Address ke gerai Planetban. Setelah melihat-lihat dan bertanya, diantara 4 daftar pilihan saya, planetban hanya memiliki FDR Facio saja, untuk IRC Enviro dan Zeneos Scootz belum tersedia, sedangkan CST, planetban tidak memiliki kerjasama dengan distributornya.

Karet FDR Facio terasa empuk ketika saya pegang, asumsi saya ban ini masuk dalam kategori medium-soft.


Setelah proses pembayaran selesai, ban pun dibongkar dan diganti dengan FDR Facio. Tidak lupa diisi cairan ban untuk mengurangi resiko ban bocor akibat terkena ranjau paku.
FDR Facio memiliki kontur side wall yang unik.



Pentil ban yang saya gunakan adalah pentil bengkok 90˚, untuk memudahkan ketika proses pemeriksaan tekanan angin berikutnya.

Setelah proses penggantian selesai, dan tekanan angin sesuai (29psi front, 33psi rear), saya mencoba untuk break-in/inreyen ban sejauh 50km tanpa mencoba me-review ban ini sambil mencoba belajar mengenal karakter ban yang baru. Seharusnya inreyen ban minimal sejauh 160km, dan dituntut kesabaran untuk mencapai jarak sejauh itu. Dan kesabaran saya ternyata hanya sampai sejauh 50km saja, hahaha...

Setelah inreyen ban selesai, saya mencoba merasakan secara teliti bagaimana reaksi ban terhadapat berbagai perubahan kontur jalan raya. Perlu diingat ban jenis Tubeless memiliki stuktur sidewall yang keras untuk menjaga agar udara tidak keluar, dan ini tentu berpengaruh terhadap riding dimana feedback dari roda akan terasa lebih keras tetapi lebih stabil. Tetapi berbeda dengan Facio, saya tidak merasa bantingan lebih keras dibandingkan IRC. Aneh.

Daya cengkeram ban-pun saya akui sangat baik, bahkan menurut saya ini ban terbaik yang pernah saya coba untuk kemampuan daya cengkeram. Pastinya, ketika saya mencoba menutup grip gas dari kecepatan 60kmh, motor terasa lebih meluncur tanpa reaksi perlambatan berarti. Ini artinya low rolling resistance bekerja sangat baik, sehingga akan berdampak konsumsi bahan bakar yang lebih baik.

Bahkan ketika kondisi jalan basah sesudah hujan berhenti (waktu kritis dimana kondisi jalan paling licin) pun, daya cengkeram sangat baik, tidak ada gejala sliding ketika saya mencoba slalom.
Satu poin plus untuk FDR Facio adalah ketika membersihkan ban ini dengan disikat. Roda depan mudah diputar tanpa mengangkat roda terlebih dahulu. Berbeda dengan IRC, ban tidak akan mungkin diputar tanpa mengangkat roda terlebih dahulu. Hal ini sangat membantu mempercepat proses pencucian Suzuki Address.

Monday, February 16, 2015

Pelayanan Halo Suzuki

Membeli Suzuki Address di akhir tahun 2014, sebenarnya merupakan sesuatu yg cukup merugikan buat saya.
Karena akan terpotong libur Natal dan Tahun Baru, sehingga pasti akan terjadi delay dalam pengurusan Leasing dan pengurusan Plat Nomor di kepolisian.
Waktu pengajuan leasing leasing, prosesnya sangat cepat, malam saya bayar Tanda Jadi, besok langsung di survey. Mantap...
Untuk plat nomor, ini yang saya tidak suka. Sejak motor diantar sampai plat nomor turun, kepolisian membutuhkan waktu 1 BULAN!!! Lama sekali, ada yang salah sepertinya dengan sistem, atau mungkin birokrasinya yg rumit? Dunno...

Back to topik.

1 minggu setelah motor diantar, saya ditelepon Halo Suzuki untuk menanyakan pelayanan suzuki dan kondisi motor, apakah ada masalah atau tidak.

Saya beli :twothumb untuk Halo Suzuki. Sangat customer oriented.

Saat motor diantar, saya juga memesan Suzuki Original Accessories untuk meningkatkan utilitas saya berkendara. Tetapi hingga plat nomor turun, belum ada kabar ketersediaan parts tersebut. Bagian parts di bengkel mencoba menjelaskan, kemungkinan antrian cukup panjang untuk parts aksesoris.

Cukup kesal dengan hal itu, saya teringat dengan Halo Suzuki, fasilitas yang disediakan Suzuki untuk membantu pelanggan terhadap produk Suzuki yang dimiliki. Langsung saya telepon Halo Suzuki malam harinya.

Btw, Halo Suzuki beroperasi 24 jam. I like this.

Saya telepon dan mengeluh mengenai ketersediaan parts aksesoris ini, karena dibandingkan jika saya membeli barang online dari web luar, hanya butuh waktu 2 minggu hingga barang itu sampai di saya. Lha ini kok, produksi di sini malah 1 bulan saja juga belum ada kabar.

Dan Halo Suzuki mencoba membantu dengan menginput di dalam system mereka. Dan saya diberikan nomor 332247. Nomor ini dapat digunakan untuk melacak sudah sejauh mana respon Suzuki terhadap keluhan saya.

Hari ketiga sejak saya komplen ke Halo Suzuki, saya dikontak bengkel Suzuki bahwa parts aksesoris pesanan saya sudah tersedia dan bisa diambil.

Dan dua hari kemudian saya kembali dihubungi Halo Suzuki, apakah problem saya sudah teratasi atau belum. Dan katakan, sudah.

Again, :twothumb :twothumb buat Halo Suzuki.

Thursday, February 12, 2015

Review Suzuki Address

Akhirnya blog ini saya hidupkan kembali, dengan bahasa origin, pastinya dengan mesin yang baru: Suzuki Address.

Sedikit foto-foto untuk perbandingan dengan mesin yang lama:

Kenapa saya memilih Suzuki Address, dan bukan Honda Vario atau Mio Blue Core yang barusan launching dengan mesin 125cc? Bukankah kalau Address mesinnya cuma 110cc? Berarti turun grade dong dari Kymco SR125 menjadi Address 110cc?

Jawabannya: “Who Care…!!!”

Lalu kenapa pilihnya Suzuki bukan Honda atau Yamaha?

Jawabannya: “Saya bukan merk minded, jadi selama saya suka, ya saya beli.”

Berikut poin utama yang menjadi pertimbangan memilih Suzuki Address:
  1. Kapasitas bagasi cukup besar
  2. Kapasitas tangki bahan bakar lumayan
  3. Ban mudah didapat
  4. Tidak terlalu banyak lekukan bodi
Hanya 4 alasan itu yang menjadi pertimbangan memilih Address. Aneh? Untuk mainstream, iya,

Saya bahas nomor 3.

Pengalaman buruk terakhir bulan Januari 2015 sewaktu SR harus mengganti ban depan ukuran 110/80-10, ternyata tidak ada supplier ban yg menjual ban ukuran itu lagi. Kontak orang gudang Cheng Shin (CST), katanya sudah lama tidak memasukkan ukuran itu lagi, yg masih dimasukkan adalah ukuran 120/70-10.
Saya tidak suka ban ukuran tersebut, karena ban ukuran 120/70-10, profilnya ceper; lebih parah timbang 100/90-10, bisa habis polisi tidur dihajar SR.

Minta tolong orang gudang untuk memilih yang kondisi nya masih cukup layak dipakai, akhirnya dapatlah 1 buah dengan kode produksi 2614, sisanya adalah tahun produksi 2012 dan karetnya sudah getas. Pilihan lain selain CST hanya Pirelli SL26 dengan harga 3x lipat CST dengan grip, handling dan umur keausan ban yang mirip. Corsa, tidak akan membuat ban ukuran 10”, karena menurut mereka pangsa pasar nya sedikit. Huh, sombong banget. Sedangkan Mizzle atau IRC juga sudah tidak produksi ukuran 110/80-10, mungkin karena demand-nya sedikit. Padahal menurut saya, ban ukuran 110/80-10 adalah ukuran paling baik, karena ukuran tersebut adalah ukuran paling tinggi, sehingga relatif lebih aman terhadap polisi tidur.

Berikut foto2 komparasi Suzuki Address vs Kymco SR






Persiapan Test Ride:
  1. Melepas semua stiker, kecuali emblem
  2. Tekanan udara ban depan: 29 psi
  3. Tekanan udara ban belakang: 33 psi
  4. Bahan bakar: Shell V-Power (RON 95) 3.5 liter

Kunci Kontak
Kunci kontak telah menggunakan magnet dengan tambahan fitur membuka jok dengan memutar kunci ke kiri dalam kondisi setang bebas.
Fitur ini meniru Kymco SR, akan tetapi Kymco SR jauh lebih lengkap untuk urusan fitur kunci kontak:
  1. Dapat membuka jok ketika setang terkunci atau terbuka
  2. Dapat membuka jok ketika mesin dalam keadaan menyala
  3. Standar tengah otomatis terkunci ketika setang terkunci, sehingga tidak perlu membeli kunci tambahan
  4. Dapat membuka tutup tangki bahan bakar
Jadi dari beberapa fitur yang sangat melimpah pada Kymco SR, Suzuki mencoba mengadopsi 1 fitur saja untuk Address.
Design kunci kontak sangat bagus, simple dan kompak, sehingga bagasi depan tidak dikorbankan dan tetap lega untuk menaruh botol minuman.


Starter
Putar kunci ke posisi ON, tarik handle rem, lalu tekan switch starter (prosedur standar mesin matik), dan voila!!! Mesin menyala tanpa harus memutar grip gas sedikitpun.
Satu hal yang saya tidak suka dengan system starter Address adalah, bunyinya seperti Honda Vario. Kasar!
Analisa sederhana saya, system starter ini akan bermasalah ketika kotor atau melewati banjir, berbeda dengan SR yang dirancang tidak akan bermasalah dalam kondisi apapun. Starter ini akan selip ketika one way starter-nya kotor, sehingga mau tidak mau harus menggunakan manual kick starter.

Panel Switch
Switch dapat diraih dengan mudah. Starter di kanan, klakson, sein dan lampu passing di kiri dengan posisi normal, yaitu sein di atas klakson.
Switch passing pun mudah ditekan untuk memperingatkan pengendara lain di depan, dan switch ini tidak seperti Yamaha yang hanya berbentuk tonjolan 1 cm saja.

Jok
Design jok datar dari depan hingga belakang, tidak seperti SR yang bertingkat, sehingga tidak ada gap antara rider dan yang dibonceng.
Kulit dan busa jok kaku, yang mengakibatkan jok terkesan keras (serasa duduk di atas papan).
Jika rider terbiasa mengendarai SR, maka jok Address terasa kurang lebar (jadi seperti nyelip di lubang pantat) terutama bagi yang dibonceng.


Panel Spidometer
Penataan panel spidometer cukup baik, akan tetapi perlu perbaikan dari sisi Watt lampunya; dimana menurut saya lampu panel spidometer kurang terang sehingga mengurangi eksotika design itu sendiri.
Dan pastinya saya sangat kehilangan 1 fitur spidometer Kymco SR yang tidak ada di Address, yaitu “Jam”. Fitur ini sangat membantu memperhitungkan waktu ketika saya bangun kesiangan dan harus mengejar waktu agar tidak terlambat sampai kantor.
Saran dari saya, lampu sein sebaiknya diposisikan agak ke atas agar mudah dilihat ketika saya lupa mematikan sein. Atau sebaiknya ditambah bunyi-bunyian pada flasher.


Spion
Ukuran spion Address menurut saya sedikit kurang besar, karena masih agak sulit untuk melihat kondisi lalu lintas di samping. Apabila ukuran spion diperbesar 3mm ke atas dan sisi luar, view kondisi lalu lintas di samping belakang akan menjadi lebih baik dan otomatis tingkat safety akan meningkat.


Satu hal yang saya suka dengan design spion Address adalah, terdapat lubang sekrup yang berguna untuk mengencangkan spion apabila spion telah menjadi kendor karena sering disetel atau disenggol orang lain.


Bagasi
Helm half face masuk dengan mudah dan masih menyisakan sekitar 8cm di belakang helm untuk meletakkan jas hujan, dan tools (obeng dan kunci busi). Untuk helm full face, Suzuki meng-klaim dapat masuk, dan memang setelah saya coba dengan helm NHK GP-1000, helm ini dapat masuk, tetapi jok tidak dapat ditutup…
Atau jika saya mencoba meletakkan helm di helmet hanger, ukurannya terlalu besar, sehingga tidak dapat masuk ke dalam ring helm half face GM saya.


Hanger/Gantungan Barang
Ini bagian yang saya tidak suka, dimana ketika saya menggantung helm half face, ternyata jarak dek tidak cukup untuk meletakkan helm, sehingga helm harus diposisikan agak ke kiri atau ke kanan jok. Bahkan ketika saya mencoba meletakkan 2 buah helm half face, hanger terasa kurang tinggi sehingga meningkatkan resiko helm jatuh tersenggol

Klakson
Posisi klakson diletakkan di belakang roda depan. Menurut saya sangat tidak bagus, karena mudah kotor terkena cipratan air, sehingga mempengaruhi kualitas suara yang dihasilkan. Jeleknya lagi, suara klakson Address kecil banget, jauh kalau dibandingkan dengan SR, padahal masih sama-sama standard klakson-nya.


Behel Belakang
Design behel sangat bagus, menyatu dengan keseluruhan garis bodi. Akan tetapi jarak antara behel dengan bodi terlalu rapat, sehingga akan menyulitkan ketika proses mencuci, bahkan mungkin akan menyebabkan baret pada bodi ketika akan dicuci atau motor digeser oleh orang lain.




Ergonomi
Posisi duduk Address sangat pas apabila rider duduk tegak (baik posisi kaki, lengan dan sudut pandang), jika tidak, akan menjadi kurang nyaman. Tetapi apabila duduk tegak, serasa kita yang paling jangkung diantara rider lainnya. Ergonomi Address terbantu dengan design dek yang cukup panjang ke depan, sehingga posisi kaki bisa sedikit selonjor. Bahkan ketika motor berhenti, kaki dapat menjejak sempurna tanpa tertahan oleh dek.
Tetapi foot step yang dibonceng, kurang nyaman ketika kondisi jalan basah akibat hujan atau genangan, cipratan air akan langsung mengenai kaki. Mungkin sebaiknya ini dipikirkan oleh Suzuki.

Standar
Standar tengah posisi nya agak mudur, dan ini memudahkan ketika menurunkan motor dari posisi ter-standard. Akan tetapi ketika akan men-standard tengahkan motor, akan sedikit sulit, tetapi karena bobot Address cukup ringan, maka tidak akan terasa berat. Cukup mengatur posisi tubuh agak ke depan, dan injak dengan kaki kanan.
Untuk standard samping belum ada Side Stand Switch, dan menurut saya itu adalah fitur sampah. Karena saya tidak pernah menggunakan standard samping; standard samping itu hanya untuk pemalas saja. Membuat rangka menjadi bengkok, dan makin lama motor semakin miring.

Handling
Ban menggunakan IRC 80/90-14(FR) dan 90/90-14(RR) TubeType dengan ukuran velg 1.60-14 (FR) dan 1.85-14 (RR).Ukuran ban sebesar ini, seharusnya pabrikan Suzuki memasang velg ukuran 1.85-14 (FR) dan 2.15-14 (RR), akibatnya profil ban akan membulat, dan ini kurang safety apabila ban yang digunakan adalah tipe Tubeless, karena bibir side wall kurang mencengkeram velg (bibir side wall akan miring yang seharusnya adalah tegak).
Untungnya Suzuki memasang ban TubeType, sehingga tidak terlalu bermasalah dengan bibir side wall. Dan rebound terhadap kondisi jalan yang kurang rata pun akan tereduksi lebih baik timbang Tubeless yang memiliki side wall sangat kaku.
Setelah proses break-in ban sejauh 20 km, baru saya bisa nilai karakter handling Address sesungguhnya.
Address sangat lincah untuk diajak slalom, akan tetapi perlu perhatikan juga kalau setang sedikit agak berat ketika dibelokkan. Dan ini sangat bagus untuk kecepatan tinggi.
Baik kecepatan rendah maupun tinggi, karakter handling tidak banyak berubah.

Suspensi
Suspensi depan agak keras, akan tetapi suspensi belakang agak empuk. Apabila berkendara berdua, maka karakter suspensi belakang akan menjadi sangat empuk. Melewati jalan tidak rata, suspensi Address sangat baik di dalam merespon perubahan kontur jalan.

Rem
Rem depan menggunakan single Piston dan belakang Drum dengan bahan dasar Asbestos. Jenis kampas ini tidak saya suka, karena akan merusak disc dan drum. Dan jika diganti dengan tipe Keramik atau Sintered, tidak ada 1 pun yang menjual untuk bentuk dan ukuran itu disini.
Setelah Address digunakan sejauh 50km, rem depan masih blong, sedangkan rem belakang sudah membaik. Berbeda dengan Kymco, kemampuan rem jauh diatas Suzuki, bahkan mungkin merk-merk Jepang yang ada di Indonesia.
Sebab rata2 motor merk Jepang tidak ada yang pakem remnya (mungkin ini ciri khas motor merk Jepang).


Lampu
Ini bagian penting, karena menyangkut safety.
Address menggunakan lampu 32W dengan design reflector agak kecil tetapi memanjang ke depan, sehingga membuat lampu Address jauh lebih focus dan terang timbang Kymco. Hanya tipe tertentu Kymco saja yang terang, sisanya tidak jelas apakah lampu sudah menyala atau belum.

Mesin
Suara mesin sangat halus, dan ini mengakibatkan suara knalpot seperti banci (halus sekali), bahkan ketika kecepatan mencapai 60kmh suara mesin dan knalpot masih terlalu halus. Akan tetapi getaran mulai muncul di kecepatan 60kmh.
Satu hal yang membuat Suzuki keluar dari mainstream adalah, volume oli mesin yang hanya sebanyak 650ml untuk penggantian reguler dan 700ml ketika filter oli diganti. Rata-rata mesin merk lain volume oli-nya adalah 800ml, dan ini membuat kinerja mesin Address lebih ringan yang berdampak pada efisiensi bahan bahan bakar yang lebih baik.
Torsi Address terasa lembut, karena tidak terasa lonjakan tenaga ketika start. Begitupun halnya dengan Power; lembut sejak putaran bawah menuju peak. Tidak akan terasa kalau speed ternyata sudah menyentuh 80kmh, yang membuat saya sadar adalah vibrasi di kaca spion.
Berbeda dengan SR, yang Power dan Torsi padat dari putaran bawah sampai atas, bahkan hingga peak power. Dan semakin tinggi kecepatan, semakin rendah vibrasi pada SR, sehingga spion pun tidak bergetar yang tetap memudahkan kita untuk melihat objek yang ada di samping belakang kita.

Konsumsi bahan bakar
Setelah mencapai jarak 90km, saya melirik panel bahan bakar. Jarum menunjukkan posisi setengah lebih. Jadi kira2 saya menghabiskan bahan bakar sebanyak 1.5Liter. Perhitungan kasar, konsumsi bahan bakar Address adalah 90km / 1.5Liter = 60 km/Liter.

Stiker bodi saya lepas semua agar memudahkan saya ketika melakukan proses Detailing/Polish/Wax. Pengalaman saya, stiker bodi justru membuat residu wax sulit dibersihkan di sekeliling stiker sehingga proses Detailing akan memakan waktu lebih lama.

Itulah review saya terhadap Suzuki Address.