Salah satu hal yang saya suka dari design box kedua busi ini adalah terdapat keterangan cara mengencangkannya.
Dimana Denso menjelaskan nominal torsi yang dibutuhkan berdasarkan diameter tools yang digunakan.
Sedangkan NGK; kencangkan dengan jari kemudian menggunakan tools M10 dan diputar 1/2 putaran.
Dari dua hal ini, NGK lebih user friendly untuk menjelaskan cara mengencangkan busi yang benar, dan tidak terlalu teknikal seperti denso yang memaksa kita menggunakan tools dengan pengatur torsi yang sudah pasti bukanlah tools yang murah untuk dimiliki.
Sekarang mari kita bandingkan antara busi Standar vs Iridium.
Dari kanan ke kiri: NGK CPR7EA-9, Denso IU22, NGK CPR7EAIX-9
Paling kanan merupakan busi standar bagi Suzuki Address
Sedangkan Denso IU22 dan NGK CPR7EAIX-9 merupakan konversi busi Iridium sesuai rekomendasi yang tertera pada buku manual.
Dari wujud fisik antara Denso dan NGK (baik standar maupun Iridium) sudah jelas terlihat bahwa busi NGK sangat unggul, dikarenakan konstruksi nya lebih menonjol, sehingga kompresi mesin pun bisa dipastikan meningkat. Hal inilah yang membuat NGK jauh lebih unggul timbang Denso, dimana Denso tidak memiliki busi dengan konstruksi seperti ini.
Berdasarkan NGK Belanda, kode P yang tertera pada kode busi merupakan kode yang menentukan bahwa busi ini jenis Projected Insulator Type, yaitu busi design khusus yang lebih menonjol.
Sebagai gambaran; NGK Japan memiliki gambaran perbedaan beberapa bentuk busi seperti berikut.
Very different indeed...
Kerengganan busi pun telah diatur oleh NGK sesuai dengan standar Suzuki Address, yaitu 0.8-0.9mm
Sehingga saya tidak perlu mengatur lagi kerenggangannya, istilahnya Plug and Play.
Hasil running test menuju ke kantor, impresi pertama yang saya dapatkan adalah, busi Iridium dengan kode P, memang meningkatkan tenaga yang cukup signifikan disetiap derajat putaran grip gas, bahkan terasa sangat powerful dibandingkan Denso Iridium. Dengan performa seperti ini, seharusnya konsumsi bensin pun menjadi lebih irit, karena untuk menghasilkan sensasi tenaga yang sama, saya tidak perlu memutar putaran grip gas lebih lebar.
Tapi soal konsumsi bensin, sangat tricky; susah susah gampang.
Gampang, karena cukup menjaga putaran mesin selembut mungkin tanpa hentakan.
Susah, karena kondisi lalu lintas saat ini yang tidak memungkinkan, dimana semakin banyak pengendara yang sembrono.
Pendapat terakhir saya (subjective karena tidak saya test di mesin dyno), selama Denso belum memproduksi busi dengan konstruksi Projected, maka tidak akan pernah mampu untuk menyaingi NGK.
Bahkan boleh dibilang busi dapat membuat 1-2% perbedaan di dalam distribusi power dan torsi.
Saran saya, bagi yang ingin meningkatkan performa mesin yang cukup sederhana, gunakan busi yang memiliki kode P (terserah apakah standard, platinum atau iridium).
Sebagai tambahan, saya lampirkan keterangan dari NGK Australia tentang umur busi.